Dampak Kesepakatan Dagang AS-Indonesia terhadap Sektor Logistik Nasional
Dipublikasikan pada oleh Redaksi Logistik RR

Pada , Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kesepakatan dagang baru dengan Indonesia yang menurunkan tarif impor produk Indonesia menjadi 19%. Sebaliknya, produk ekspor dari AS ke Indonesia akan bebas tarif (0%).
Peluang dan Tantangan di Sektor Logistik
Kesepakatan ini membuka peluang bagi jasa logistik dan pengiriman barang di Indonesia, terutama dalam pengelolaan arus barang impor dari Amerika. Arus barang yang meningkat akan mendorong kebutuhan freight forwarding, customs clearance, dan distribusi dari pelabuhan ke kawasan industri.
10 Produk Ekspor AS ke Indonesia dan Implikasi Logistik
- Bahan bakar mineral (US$ 1,63 miliar) – Distribusi energi ke berbagai sektor industri
- Biji & buah berlemak/minyak (US$ 1,26 miliar) – Logistik ke industri pangan dan pakan
- Mesin & peralatan mekanis (US$ 1,21 miliar) – Pengiriman alat berat dan komponen
- Bahan kimia organik (US$ 0,91 miliar) – Penanganan logistik khusus untuk bahan kimia
- Residu industri makanan (US$ 0,62 miliar) – Pergudangan dan distribusi bahan baku
- Pesawat & kendaraan udara (US$ 0,52 miliar) – Pengiriman komponen pesawat
- Mesin listrik & elektronik (US$ 0,44 miliar) – Logistik alat proyek dan peralatan industri
- Pulp & kertas (US$ 0,40 miliar) – Pengangkutan bulk cargo
- Instrumen optik & alat presisi (US$ 0,27 miliar) – Pengiriman alat sensitif
- Produk susu, telur, madu (US$ 0,21 miliar) – Kebutuhan cold chain logistics
Kesimpulan
Dengan kebijakan tarif 0% untuk ekspor AS ke Indonesia, sektor logistik dan jasa pengiriman nasional harus siap menghadapi lonjakan impor. Perusahaan logistik yang mampu mengelola distribusi dengan efisien dan memiliki jaringan distribusi luas akan memenangkan peluang di pasar yang semakin kompetitif.